Raditya Dika
Entah sejak kapan, tapi sosok Raditya Dika udah jadi sosok yang menginspirasi gue. Mungkin selama ini kita tau kalo dia itu cuma seorang penulis konyol, tapi menurut gue Radit itu sosok yang pintar dan menginspirasi. Ya setiap orang pasti punya pandangan sendiri-sendiri.
Raditya Dika - Short Movie ini adalah salah satu video Radit yang menurut gue menginspirasi banget. Dan ya, gue mau belajar jadi seorang penulis kaya dia
"Setiap orang itu seperti buku, yang memiliki cerita seru untuk diangkat."
"Kesempatan itu kaya pintu, ada dimana-mana. Tapi lo harus sering ketok."
"Hidup itu bukan cuma panggung, tapi juga arena balap dan tarung."
"Lo punya impian, lo juga wajib sabar, tabah dan usaha biar diri lo ditanggepin. Walau awalnya lo akan dibanting parah, tapi lo harus coba terus dan terus."
"Jalan menuju impian kadang kasar, keras dan gak rata. Tapi selama lo tabah dan terus ngotot berusaha lo akan mampu bertahan menghadapi sekeras apapun yang menghadang lo dan lo akan bisa meraih mimpi lo."
Itu kutipan Raditya Dika kesukaan gue dan bener-bener keren!
Assalamualaikum. Selamat siang semua, selamat datang diblog guweee. YA INI BLOG GUWEEEE *bitGe*. Oke awalnya gue mau isi blog ini dengan serba-serbi 17 Agustus-an, yang bisa gue bikin lucu. Tapi sayangnya gue gagal-_- so gue akhirnya ngisi blog ini tentang arti 17 Agustus-an dan Kemerdekaan dari sudut pandang gue.
Kita ngerayain Hari Kemerdekaan Bangsa ini setahun sekali. Jadi karna
dirayain setahun sekali, gue ngerasa semangat nasionalisnya juga cuma
setahun sekali. Gue bisa ngomong gini, bukan berarti gue bener. Gue pun
ngerasa kalo gue pun seperti itu. Gue ngerasa miris pas gue nemu Artikel 17 Agustus ini. Coba kalian telaah kalimat-kalimat berikut.
"Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang
ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata
tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah
historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah.
Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari."
Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari."
Gue
sendiri gak ngerti kenapa para pelopor kemerdekaan lebih milih buat
buang naskah asli itu. Tapi gue lebih gak ngerti sama yang nemuin.
Kenapa dia baru kasih naskah itu ke Pemerintah setelah 46 tahun merdeka?
Lebih cepet kan lebih baik.
"Jakarta,
tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia dan kota tempat Bung
Karno dan Bung Hatta berjuang, tidak memberi imbalan yang cukup untuk
mengenang co-proklamator Indonesia.
Sampai detik ini, tidak ada "Jalan Soekarno-Hatta" di ibu kota Jakarta. Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas umum apa pun sampai 1985, ketika sebuah bandara diresmikan dengan memakai nama mereka."
Sampai detik ini, tidak ada "Jalan Soekarno-Hatta" di ibu kota Jakarta. Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas umum apa pun sampai 1985, ketika sebuah bandara diresmikan dengan memakai nama mereka."
Gila
men, Proklamator kita namanya gak pernah diabadiin di Jakarta. Gini ya,
Jakarta itu saksi sejarah penting terjadinya kemerdekaan. Tapi kenapa
malah kaya gini?
"Gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, hanyalah gelar lisan yang diberikan rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun! Sebab, baru 1986 Permerintah memberikan gelar proklamator secara resmi kepada mereka."
Sob, kalo gitu caranya selama 41 tahun itu beliau-beliau itu dianggap apa?
Terlepas
dari artikel itu, gue juga miris sama apa yang bisa kita temuin dalam
kehidupan sehari-hari. Bangunan-bangunan bersejarah dinegara ini
dibiarin terlantar begitu aja. Ada satu kutipan "Bangsa yang besar
adalah bangsa yang menghargai sejarah nya sendiri". Gimana bisa jadi
bangsa yang besar kalo kita gak bisa ngehargain sejarah dan negara kita
sendiri.
Kalian
pernah gak sih ngeliat atau pernah ngedenger tentang Pahlawan yang
diperlakuin kaya Gelandangan dinegaranya sendiri? Dinegara yang
diperjuangkan kemerdekaannya, mereka pertaruhin nyawanya buat negara
ini. Tapi sekarang apa? Mereka gak dianggap sama negaranya sendiri.
Kesenjangan
sosial dinegara ini juga makin keliatan. Yang kaya makin kaya, yang
miskin makin miskin. Negara kita udah 67 tahun merdeka, tapi menurut gue
sebagai orang awam gak ada perubahan yang siknifikan dinegara ini.
Sebagai
salah satu anak bangsa, gue cuma berharap negara kita ini bisa lebih
hebat dari sekarang. Bisa sehebat negara-negara lain diluar sana.
"Jangan bertanya apa yang telah Negara beri untuk mu, tapi bertanyalah
apa yang telah kamu beri untuk Negara ini".
How To Be A Comic by Raditya Dika
- Salah satu metode mencari materi adalah dari kegelisahan
- Inner self, outer self, the world withing
- Hindari emosi positif saat mencari matari
- If u're not cranky than u're not funny ( Laryy David )
- Paraprodoskian = permainan kata
- Self Depreciating Humor = komedi yang mentertawakan diri sendiri
- Comedy it's an art in itself
- Good artists borrow, great artist steal
- Menulis efektif 30-45 menit
2. Mengolah Materi
- Sebuah joke terdiri dari
Premis : Konsep abstrak sebuah setup
Setup : Bagian joke yang tidak lucu
Punchline : Bagian joke yang lucu
- Urutan sebuah joke
Premis - Setup - Punchline
- Big people in little situation, little people in big situation
Selamat malam semua. Salam satu hidung untuk kita semua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar