Selasa, 17 September 2013

RADITYA DIKA



Raditya Dika

Siapa sih yang gak kenal sama seorang Raditya Dika ( @radityadika ) ? Seorang penulis buku, blogger dan juga seorang Comic atau Stand Up Comedian. Raditya Dika lahir di Jakarta 28 Desember 1984 sebagai "Dika Angkasaputra Moerwani". Dika mengubah namanya kelas 4 SD dan memilih nama "Raditya" untuk ditambahkan didepan namanya. Konyol emang.
Entah sejak kapan, tapi sosok Raditya Dika udah jadi sosok yang menginspirasi gue. Mungkin selama ini kita tau kalo dia itu cuma seorang penulis konyol, tapi menurut gue Radit itu sosok yang pintar dan menginspirasi. Ya setiap orang pasti punya pandangan sendiri-sendiri.
Raditya Dika - Short Movie ini adalah salah satu video Radit yang menurut gue menginspirasi banget. Dan ya, gue mau belajar jadi seorang penulis kaya dia
"Setiap orang itu seperti buku, yang memiliki cerita seru untuk diangkat."
"Kesempatan itu kaya pintu, ada dimana-mana. Tapi lo harus sering ketok."
"Hidup itu bukan cuma panggung, tapi juga arena balap dan tarung."
"Lo punya impian, lo juga wajib sabar, tabah dan usaha biar diri lo ditanggepin. Walau awalnya lo akan dibanting parah, tapi lo harus coba terus dan terus."
"Jalan menuju impian kadang kasar, keras dan gak rata. Tapi selama lo tabah dan terus ngotot berusaha lo akan mampu bertahan menghadapi sekeras apapun yang menghadang lo dan lo akan bisa meraih mimpi lo."

Itu kutipan Raditya Dika kesukaan gue dan bener-bener keren!

Assalamualaikum. Selamat siang semua, selamat datang diblog guweee. YA INI BLOG GUWEEEE *bitGe*. Oke awalnya gue mau isi blog ini dengan serba-serbi 17 Agustus-an, yang bisa gue bikin lucu. Tapi sayangnya gue gagal-_- so gue akhirnya ngisi blog ini tentang arti 17 Agustus-an dan Kemerdekaan dari sudut pandang gue.

Kita ngerayain Hari Kemerdekaan Bangsa ini setahun sekali. Jadi karna dirayain setahun sekali, gue ngerasa semangat nasionalisnya juga cuma setahun sekali. Gue bisa ngomong gini, bukan berarti gue bener. Gue pun ngerasa kalo gue pun seperti itu. Gue ngerasa miris pas gue nemu Artikel 17 Agustus ini. Coba kalian telaah kalimat-kalimat berikut.
"Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah.
Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari."
Gue sendiri gak ngerti kenapa para pelopor kemerdekaan lebih milih buat buang naskah asli itu. Tapi gue lebih gak ngerti sama yang nemuin. Kenapa dia baru kasih naskah itu ke Pemerintah setelah 46 tahun merdeka? Lebih cepet kan lebih baik.

"Jakarta, tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia dan kota tempat Bung Karno dan Bung Hatta berjuang, tidak memberi imbalan yang cukup untuk mengenang co-proklamator Indonesia.
Sampai detik ini, tidak ada "Jalan Soekarno-Hatta" di ibu kota Jakarta. Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas umum apa pun sampai 1985, ketika sebuah bandara diresmikan dengan memakai nama mereka."
Gila men, Proklamator kita namanya gak pernah diabadiin di Jakarta. Gini ya, Jakarta itu saksi sejarah penting terjadinya kemerdekaan. Tapi kenapa malah kaya gini?

"Gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, hanyalah gelar lisan yang diberikan rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun! Sebab, baru 1986 Permerintah memberikan gelar proklamator secara resmi kepada mereka."
Sob, kalo gitu caranya selama 41 tahun itu beliau-beliau itu dianggap apa?

Terlepas dari artikel itu, gue juga miris sama apa yang bisa kita temuin dalam kehidupan sehari-hari. Bangunan-bangunan bersejarah dinegara ini dibiarin terlantar begitu aja. Ada satu kutipan "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah nya sendiri". Gimana bisa jadi bangsa yang besar kalo kita gak bisa ngehargain sejarah dan negara kita sendiri.
Kalian pernah gak sih ngeliat atau pernah ngedenger tentang Pahlawan yang diperlakuin kaya Gelandangan dinegaranya sendiri? Dinegara yang diperjuangkan kemerdekaannya, mereka pertaruhin nyawanya buat negara ini. Tapi sekarang apa? Mereka gak dianggap sama negaranya sendiri.
Kesenjangan sosial dinegara ini juga makin keliatan. Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Negara kita udah 67 tahun merdeka, tapi menurut gue sebagai orang awam gak ada perubahan yang siknifikan dinegara ini.

Sebagai salah satu anak bangsa, gue cuma berharap negara kita ini bisa lebih hebat dari sekarang. Bisa sehebat negara-negara lain diluar sana. "Jangan bertanya apa yang telah Negara beri untuk mu, tapi bertanyalah apa yang telah kamu beri untuk Negara ini".

How To Be A Comic by Raditya Dika

1. Penggalian Materi
- Salah satu metode mencari materi adalah dari kegelisahan
- Inner self, outer self, the world withing
- Hindari emosi positif saat mencari matari
- If u're not cranky than u're not funny ( Laryy David )
- Paraprodoskian = permainan kata
- Self Depreciating Humor = komedi yang mentertawakan diri sendiri
- Comedy it's an art in itself
- Good artists borrow, great artist steal
- Menulis efektif 30-45 menit
2. Mengolah Materi
- Sebuah joke terdiri dari
 Premis : Konsep abstrak sebuah setup
 Setup : Bagian joke yang tidak lucu
 Punchline : Bagian joke yang lucu
- Urutan sebuah joke
 Premis - Setup - Punchline
- Big people in little situation, little people in big situation
 
Selamat malam semua. Salam satu hidung untuk kita semua
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar